PENDIDIKA
DI THAILAND
Thailand
adalah sebuah negara di kawasan asia tenggara yang terbentuk sejak tahun 1892
masehi dengan sistem pemerintahan monarki konstitusional dan beribukota di
bangkok. Pada tahun 2006 jumlah penduduknya ada 64.700.000 orang dan akan melek
huruf berjumlah 92.6% (laki-laki. Berdasarkan sumber website wikipedia ((http://id.wikipedia.org/wiki/
sejajarah thailand, download 11 Februari 2010) disebutkan bahwa asal mula
thailand secara tradisional dikaitkan dengan sebuah kerajaan yang berumur
pendek. Kerajaan sukhothai yang didirikan pada tahun 1238. Kerajaan ini kemudia
diteruskan kerajaan Ayuthaya yang didirikan pada pertengahan abad ke 14 dan
berukuran lebih besar dibandingkan sukhothai. Kebudayaan thailand dipengaruhi
kuat oleh tiongkok dan india. Hubungan dengan beberapa negara besar Eropa
dimulai pada abad ke-16, namun meskipun negara di asia tenggara yang tidak
pernah dijajah oleh negara eropa, meski pengaruh barat, termasuk ancaman kekerasan,
mengakibatkan berbagai perubahan pada abad ke-19 diberikanya banyak kelonggaran
bagi pedagang-pedagang inggris.
Sebuah revolusi tak berdarah pada tahun 1932 menyebabkan
dimulainya monarki konstitusional. Sebelumnya dikenal dengan nama siam, negara
ini mengganti dengan nama Thailand pada tahun 1939 dan untuk seterusnya,
setelah pernah sekali mengganti kembali ke nama lamanya pasca perang dunia II,
Thailand bersekutu dengan jepang ; tetapi pada saat perang dunia II berakhir,
Thailand menjadi sekutu Amerika serikat. Beberapa kudeta terjadi dalam
tahun-tahun setelah berakhirnya perang, namun Thailand mulai bergerak ke arah
demokrasi sejak tahun 1980-a.
Kerajaan sukhothai adalah salah satu kerajaan tertaua di
thailand yang berpusat disekitar kota sukhothai, berdiri sejak tahun 1238
sampai 1438. Sebelumnya wilayah kerajaan ini adalah bagian dari kerajaan khmer.
Pada puncak kejayaan dibawah raja ketiga Ramkhamhaeng, wilayah sukhothai
diperkirakan terbentang mulai dari wilayah yang sekarang termasuk Mnyanmar sampai
kedalam wilayah Laos modern, serta kearah selatan di semenanjung Malaya.
Setelah kematian Ramkhamhaeng, kerajaan sukhothai melemah dan berbagai kerajaan
bawahanya mulai melepaskan diri. Pada tahun 1438, status sukhothai berubah
hanya menjadi sekedar profinsi dari Ayutthaya.
Kerajaan Ayutthaya didirikan pada tahun 1350 oleh seorang
raja yang bernama raja Ramathibodi I (Uthong). Dia mendirikan Ayyuthaya dengan mengalahkan dinasti kerajaan sukhothai
pada tahun 1376. Dalam perkembanganya, Ayyutthaya sangat aktif melakukan
hubungan dagang dengan berbagai negara asing seperti Tiongkok, India, Jepang,
Persia dan beberapa negara eropa.
Namun dalam tengah perjalanan, kerajaan Ayyutthaya
tersebut mengalami keguncangan, dimana pertumpahan darah terjadi yaitu adanya
perebutan kekuasaan antara dinasti. Goncangan politik tersebut selanjutnya
dapat dilalui dengan baik dan memperoleh kemapananya kembali.
Ayyutthaya
memasuki abad keemasanya pada perempat kedua abad ke-18. Dimasa relatif damai
tersebut, kesenian, kesusastraan dan pembelajaran berkembang. Perang yang di
alami oleh kerajaan Ayyutthaya terjadi ketika melawan bangsa luar. Ayyutthaya
mulai berperang untuk memperebutkan wilayah kekuasaan kamboja melawan dinasti
nguyen (penguasa Vietnam selatan), yang terjadi pada tahun 1715.
Meskipun
demikian ancaman terbesar datang dari burma dengan pemimpin raja Alaungpaya
yang baru berkuasa setelah menaklukkan wilayah-wilayah suku Shan. Pada tahun
1765 wilayah thai diserang oleh dua buah pasukan besar burma, yang kemudia bersatu
di Ayyutthaya. Ayyutthaya akhirnya menyerah dan wilayah dibakar habis atau
dibumihanguskan oleh burma pada tahun 1767 setelah pengepungan dalam waktu lama
oleh burma tersebut ((http://id.wikipedia.org/wiki/
sejajarah thailand, download 11 Februari 2010).
Serbuan
dari burma yang telah membumihanguskan ibu kota Ayyutthaya, kemudian jenderal
taksin mencoba membankitkan semangat kembali rakyat Ayyutthaya dan mendirikan
kerajaan baru hasil penyatuan kembali bekas kerajaan Ayyutthaya pada tahun
1769. Kerajaan baru yang didirikan oleh taaksin ini mengambil tempat ibu kota
di Thonburi (sekarang termasuk dalam bangkok). Namun dalam perjalananya, Taksin
dianggap gila dan di eksekusi tahun 1782 yang kemudian digantikan oleh jenderal
Chakri. Penguasa baru ini menjadi raja pertama dinasti Chakri dengan sebutan
nama Rama I. Pada tahun yang sama raja baru ini mendirikan ibu kota baru pula
yaitu bangkok. Letak bangkok berada diseberang sungai Chao Phraya dari ibu kota
lama yang didirikan jenderal Taksin. Akhirnya, burma dapat diusir keluar dari
wilayah bangsa siam pada tahun 1790-an.
Sepeninggalnya
raja Rama I, penerusnya mendapat cobaan karena harus menghadapi ancaman kolonialisme eropa setelah kemenangan inggris
burma tahun 1826. Pada tahun yang sama siam menandatangani perjanjian dengan
inggris, kemudian pada tahun 1833 siam menjalin hubungan diplomati dengan
amerika serikat. Perjanjian Anglo-siam tahun 1909 menentukan batas-batas siam
dengan malaya, sedangkan serangkaian perjanjian dengan perancis mematok batas
timur dengan laos dan kamboja. Kemudian pada tahun 1932 terjadi kudeta yang
menandai berakhirnya monarki absolut di Thailand, dan mengawali munculnya
kerajaan Thailand modern.
Thailand
modern muncul diawali dari tumbangnya monarki absoluth. Salah satu aspek yang
menonjol dari wujud thailand modern adalah mulai diterapkanya sistem politik
monarki konstitusional. Perubahan nama dari siam menjadi thailand sendiri baru
di umumkan oleh perdan menteri plaek Pibulsonggram (phibun) pada tahun 1939.
Pemerintahan perdana menteri Phibun ini diandai dengan bangkitnya nasionalisme
Thai.
Januari
1941 thailand menginvasi indocina perancis, dan memulai perang Thai-perancis.
Thailand berhasil merebut laos, sedangkan perancis memenangkan pertempuran laut
kho-Chang. Peran tersebut berakhir lewat mediasi jepang. Perancis dipaksa
jepang untuk melepaskan wilayah senketa kepada thailand. Dalam perang dunia II
Thailand memberi hak kepada jepang untuk
mengerakkan pasukanya dalam wilayah thailand menuju malaya, yang pada saat itu
dikuasai inggris. Pada bulan desember 1941 thailand dan jepang menyetujui
persekutuan militer yang berisi persetujuan jepang untuk membantu thailand
untuk merebut kembali wilayah yang diambil nggris dan perancis (sha,malaya,
singapura, sebagian yunnan, laos, dan kamboja). Sebagai imbalanya, thailand
akan membantu jepang menghadapi sekutu.
Namun
kenyataanya, jepang kalah dalam perang dunia II, dengan kekalahan jepang,
thailand yang di anggap sebagai teman jepang, dia juga diperlakukan sebagai
negara yang kalah oleh inggris dan perancis. Namun dukungan Amerika serikat
terhadap thailand membatasi kerugian yang diterima yang di derita thailand.
Thailand harus mengembalikan wilayah yang diperolehnya dari eropa tersebut,
namun thailand tersebut tidak diduduki. Thailand kemudian menjadi sekutu
Amerika serikat menghadapi ancaman komunisme dari negara-negara tetangganya. Kemudian pada tahun 1967
bersama-sama dengan indonesia, Malaysia, Singpura dan Fhilpina, Thailand
mendirikan ASEAN dan aktif sebagai anggota.
Pada
era dewasa ini Thailand telah menjadi berkembang dengan perkembangan ekonomi
yang cukup pesat. Sektor perdagangan dan industri menjadi salah satu tulang
punggung pertumbuhan ekonominya, disamping sektor pertanian dan pertambangan,
pendapatan perkapita meningkat pesat. Oleh karenanya, negara ini merupakan
salah satu negara yang paling maju di kawasan Asia tenggara.
Dari
segi politik, Thailand masih disibukkan dengan masalah sparatisme khususwa
dikawasan selatan thailand, disamping masalah komplik antara faksi politik.
Menurut sumber dari website ((http:www.eramuslim.com/berita/dunia/ pemerintah
thailand, download 15 februari 2010), disebutkan bahwa thailand selatan
merupakan salah satu kawasan yang masih bergrjolak sampai awal tahun 2010.
Kawasan thailand selatan meliputi tiga provinsi, yaitu : yala, Narathiwat, dan
pattani yang mayoritas penduduknya beragama islam. Ketiga propinsi di kawasan
thailand selatan tersebut dahulunya merupakan kesultanan islam yang berdiri
sendiri-sendiri. Pada akhir tahun 2009, wargamuslim thailand selatan
diperkirakan berjumlah 1,8 juta orang atau sekitar 80 persen dari total jumlah
penduduk.
Beberapa
pihak termasuk organisasi internasional menyarankan pemerintah thiland dapat
meredam konflik di kawasan tersebut dengan cara menyeimbangkan kebijakan
militernya, yaitu pemerintah boleh merespon serangan-serangan yang terjadi,
tapi dengan cara hati-hati. Respon berupa aksi penangkapan dan jatuhnya korban
sipil, hanya akan meningkatkan dukungan masyarakat setempat pada kelempok
sparatis. Pemerintah disarankan memberikan pemenuhan kebutuhan pendidikan di
thailand selatan, termasuk pula mendesain kurikulum bahasa malaysia standar di
sekola-sekolah dasar dengan bahasa malaysia dialek patani. Hal ini untuk
memenuhi keinginan masyarakat muslim yang menginginkan bahasa malaysia
dijadikan bahasa resmi dan didirikanya sekolah-sekolah yang lebih berbasis
islam. Pemerintah thailand diminta memberikan kesempatan kepada para pelajar Muslim
yang sudah lulus sekolah menengah, untuk melanjutkan studinya ilmu keagamaan di
universitas-universitas negeri dan memberikan mereka kursus khusus untuk mempelajari program pendidikan
sekular lainya.
Upaya
lainya yang bisa dilakukan menurut ICG, membuka laboratorium penelitian bersama
dibidang science dan bahasa, antara pelajar dari sekolah islam dan pelajar dari
sekolah negeri, untuk mempersempit gap di kalangan pemuda budha dan muslim.
Dari
sumber yang lain membahas thailand (http://asiacalling.kbr68h.com/
index.php/arcihive/651 download 15 februari 2010) menyebutkan bahwa sejumlah
penyerangan terhadap para guru dan sekolah yang dilakukan kelompok militan
separatis, mengganggu jalanya pendidikan di beberapa provinsi selatan Thailand.
Karena penyerangan tersebut, pekan ini pemerintah terpaksa menutup 45 sekolah,
pemerintah mengatakan, tidak bisa menjamin keamanan para siswa maupun guru.
Lebih dari 200 sekolah dibakar dan 77 guru dibunuh sejak kekerasan separatis
kembali memanas pada tahun 2004 sampai 2009 dan sekolah menjadi tempat
pertempuran.
Pada
tahun ajaran baru siswa berduyun-duyun masuk sekolah, termasuk juga pada siswa
diwilayah Thailand selatan. Khusus di wilayah pattani ini. Para siswa lebih
memilih masuk sekolah swasta islam. Bersekolah diwilayah ini termasuk beresiko,
para siswa diminta oleh guru untuk harus berhati-hati kalau pulang malam. Para
siswa diminta untuk curiga siapa saja yang tidak dikenal. Seringkali permusuhan
dan pertempuran diantara tentara dan kaum sparatis terjadi di sekolah. Sejumlah
sekolah telah menjadi tempat pertempuran. 72 guru terbunuh, sejak tahun 2004,
ketika kekerasan memanas. Bahkan pada tahun 2009 ada 38 sekolah dibakar.
Sekolah-sekolah negeri menjadi simbol kekuasaan pemerintah Thailand diwilayah
tersebut. Masyarakat yang mendukung pemberontakan menginginkan sekolah-sekolah
dibakar supaya anak-anak mereka sekolah di sekolah islam di masjid-masjid.
Disana mereka akan belajar bahasa melayu dan islam. Inilah yang mereka mau.
Para guru rentan pada kekerasan karena mereka menjadi sasaran empuk. Alhasil,
kekerasan membuat ribuan guru meminta pindah ke provinsi lain. Sementara para
petugas pendidikan kesulitan mencari pekerjaan.
Sekolah
agama islam di Selatan Thailand pada awalnya termsuk sekolah pondok, tetapi
pada tahun 1982 pemerintah telah mengganti sekolah-sekolah pondok menjadi
sekolah agama islam swasta. Sekolah kategori ini mayoritasnya berada di empat
wilayah selatan Thailand yaitu provinsi pattani, Narathiwat, Yala dan Setul.
Wilayah-wilayah tersebut merupakan wilayah kontroversi dan mendapat perhatian
oleh kemetrian pendidikan di Bangkok.
Sejauh
ini sekolah agama islam swata diselatan Thailand dapat dikategorikan menjadi
tiga jenis sekolah yaitu
Sekolah
agama islam swasta subsidi. Penuh yang terdaftar menurut Seksyen 15 (1)
undang-undang pendidikan Thailand 1999. Sekolah-sekolah jenis ini terdaftar
secara yayasan dan ia mempunyai kualitas prasarana dan kualitas pendidikan yang
baik
Sekolah
agama islam swasta subsidi sebagian (60%) yang terdaftar dalam pasal 15 (1)
sekolah jenis ini adalah sekolah yang tidak terdaftar secara yayasan tetapi
menerima 60% bantuan keuangan dan sekolah-sekolah jenis ini mempunyai kualitas
prasarana yang baik
Sekolah
agama islam swasta dengan subsidi minimum yang terdaftar menurut seksyen 15 (2).
Sekolah-sekolah jenis ini terdaftar secara yayasan dan tidakmemiliki prasarana
yang baik.
Secara
umum pendidikan di Thailand sebagian besar dikelola dan di tangani oleh
pemerintah Thailand melalui materi pendidikan (ministry education), mulai dari
pendidika pra-sekolah (pree-school) sekolah dasar (primary school), sekolah
menengah pertama (yunior high school) sampai kesekolah menengah atas (senior
high school). Pendidikan 12 tahun geratis dijamin oleh konstitusi, dan
anak-anak Thailand wajib belajar sembilan tahun.
Pendidikan
formal terdiri dari sedikitnya dua belas tahun dari pendidikan dasar, dan
pendidikan tinggi. Pendidikan dasar (primary school) dan 6 tahun, sekolah
menegah (secondary school). Sekolah menegah dibagi menjadi 2 yaitu 3 tahun
untuk sekolah menengah pertama dan tiga tahun untuk sekolah menengah atas.
Taman kanak-kanak merupakan jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar (part
of pre-primary education) yang merupakan bagian dari jenjang pendidikan dasar
dengan lama waktu 2-3 tahun. Tergantung dari masing-masing penyelenggara.
Selain pendidikan formal sebagaimana yang telah disebutkan tadi, terdapat jiga
pendidikan non-formal. Pendidikan non formal di Thailand juga didukung oleh
pemerintah. Namun beberapa diantaranya terdapat terdapat sekolah-sekolah yang
mandiri. Sekolah-sekolah ini memiliki kontribusi dan menyokong ketersediaan
infra struktur pendidikan di Thailand secara umum.
Sejarah
pendidikan formal awal mula berasal dari sekolah-sekolah kuil (the temple
school) yang hanya diperuntukkan kepada
anak laki-laki saja. Kemudia sejak tahun pertengahan abad ke-16 Thailand
dipengaruhi oleh katolik prancis yang berlangsung sampai pertengahan abad
ke-17, selanjutnya mereka berusaha lepas dari pengaruh tersebut dengan cara
memperkuat ideologi budaya sendiri. Tidak seperti dinegara lain di wilayah
Asian tenggara dan Asian selatan, terutama di negara-negara di anak benua india
seperti Myanmar, Laos, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Singapura, Indonesia, dan
Philipina yang telah mengalami pengaruh pendidikan dari negara-negara
sebelumnya yaitu negara penjajah selama berabad-abad, namun Thailand tidak
pernah dijajah oleh kekuasaan mana pun, termasuk pendidikan disusun dan
diarahkan oleh negara Thailand sendiri secara pelan-pelan samapai dirinya
memperoleh daya dorong baru dengan pemunculan kembali diplomasi pada akhir abad
ke 19.
Struktur
pendidikan dasar di Thailand dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu:
(1) tingkatan
pertama, adalah kelas awal disekolah dasar yaitu kelas 1-3, yang disebut
Prathom 1-3. Siswa yang termasuk tingkatan ini adalah mereka yang berumur 6-8
tahun.
(2) Tingkatan
kedua, adalah siswa sekolah dasar kelas 4-6 yang disebut Prathon 4-6 siswa yang
termasuk tingkatan ini adalah mereka yang berumur 9-11 tahun.
(3) Tingkatan
ketiga, tingkatan yang ketiga, adalah siswa sekolah menengah pertama yang
disebut Matthayom 1-3 umumya mereka berumur 12-14 tahun.
(4) Tnigkatan
ke empat, adalah siswa yang duduk dibangku sekolah menengah atas yang disebut
Matthayom 4-6 umumnya mereka berumur 15-17 tahun. Pada tingkatan yang keempat
ini siswa diberi kebebasan untuk memilih jalur kejuruan atau akademis, sehingga
setelah memiliki mereka dibedakan menjadi dua kelompok sesuai dengan pilihanya
tersebut.
Sebagaimana disebut di atas bahwa para siswa di
sekolah-sekolah menengah atas, diberikan kebebasan memilih jalur akademik atau
kejuruan.
Atas
dasar pilihan tersebut maka terdapat tiga jenis sekolah menengah atas akademik,
sekolah menengah atas kejuruan, dan juga sekolah menengah atas komprehensif
yang menawarkan atau menyelenggarakan kedua jalur tersebut yaitu jalur akademik
dan jalur kejuruan. Para siswa yang memilih jalur akademis biasanya berniat
untuk masuk ke universitas, sedangkang sisawa yang masuk sekolah kejuruan
biasanya masuk di dunia kerja.
Untuk
dapat menjadi siswa pada siswa sekolah menengah atas, maka calon siswa
mengikuti ujian masuk. Untuk dapat naik tingkat, siswa harus mengikuti dan
lolos tes nasional yang disebut NET ( National Education Test). Anak-anak
Thailand membutuhkan waktu 6 tahun bersekolah dasar tambahan tiga tahun akhir
sekolah menengah. Mereka yang lulus 6 tahun sekolah menengah adalah mereka yang lulus dari O-NET (Ordinary
National Education Test)
Sekolah
yang berstatus negeri di atur oleh pemerintah, sedangkan sekolah swasta di
kelolah oleh masyarakat. Diantara sekolah-sekoalah swasta tersebut ada yang
mengejar keuntungan namun sebagian besar tidak mencari keuntungan karena mereka
adalah organisasi-organisasi yang sudah mendapatkan bantuan dari
lembaga-lembaga donor terutama sekolah-sekolah yang berlebel katolik.
Sekolah-sekolah swasta katolik yang no profit tersebut memiliki hubungan
hierarki dengan uskup dan gereja.
Sekolah-sekoalah swasta katolik di Thailand berjumlah kira-kira lebih dari
300sekolah dasar dan menengah yang tersebar di wilayah Thailand.
Sekolah-sekolah desa atau kampung dan kecamatan biasanya menyediakan taman
kanak-kanak pra-sekoalah yang disebut Anuban. Sedangkan sekolah-sekolah kota
Umumya melayani anak-anak mulai dari taman kanak-kanak sampai sekolah menengah
atas yakni sampai anak berusia 17 tahun.
Mengenai
aggaran pendidikan, pemerintah Thailand memberikan lebih sedikit untuk
sekolah-sekolah dipedesaan di bandingkan di sekolah-sekolah perkotaan
disebabkan atas keterbatasan anggaran pendidikan. Perlakuan perbedaan itu
mengindikasikan adanya ketimpangan yang dilakukan oleh pemerintahan dalam hal
alokasi dan distribusi anggaran pendidikan untuk sekolah. Sebagai gambaran
dapat dicermati data dari UNDP tahun 2001 yang menyebutkan bahwa alokasi belanja
pendidikan terhadap GNP di Thailand sebesar 4,8% sedangkan proporsi alokasi
anggaran pendidikan terhadap APBN Thailand sebesar 20,1%.
Tahun
ajaran untuk sekolah- sekolah di Thailand dibagi menjadi dua semester. Untuk
sekolah dasar dan sekolah menengah, secara umum dimulai dari tanggal 15 mei dan
berakhir pada bulan maret tahun berikutnya. Sedangkan untuk pendidikan tinggi
dimulai dari bulan juni dan berakhir bulan maret tahun berikutnya. Setiap tahun
pelajaran terdapat dua atau tiga minggu waktu libur yaitu pada minggu ke-dua
bulan september. Liburan panjang musim panas diberikan pada saat musim paling
panas dalam satu tahun dan songkran (perayaan tradisional untuk memperingati
tahun baru Thai)
Sebagaimana
di sebutkan diatas bahwa sekolah dasar dan sekolah menengah ditangani oleh
menteri pendidikan. Hal ini berbeda dengan pendidikan tinggi yang ditangani
oleh menteri urusan Universitas, memteri ini menangani dalam hal administrasi
dan pengawasan universitas baik untuk universitas negeri maupun swasta.
Universitas
negeri dan swasta maupun jenis perguruan tinggi lainya diatur dan ditangani
dibawah yurisdiksi menteri urusan Universitas. Perguruan tinggi di Thailand
Umumnya menawarkan aneka program study dalam lapangan kedokteran, kesenian,
humaniora, dan teknologi informasi dan lain-lain. Namun banyak mahasiswa yag
lebih memilih study-study bidang hukum dan bisnis.
Berikut
ini nama-nama Universitas negeri di Thailand sebagai berikut : Burapha
University, Chiang mai University dan lainya.
Selain
pendidikan formal ada juga pendidikan non formal di Thailand telah memiliki
infrastruktur yang mapan dengan keseluruhan sistem pendidikan formal.
Pengelolaan no formal Khususnya pendidikan untuk orang dewasa di Thailand
termasuk yang terbaik di Asia tenggara. Menurut Suryati sidharto (1989),
pendidikan untuk orang dewasa di thailand tercakup dalam tiga program besar,
yaitu.
1. Kampanye
pemberantasan buta Aksa
2. Pendidikan
baca tulis fungsional
3. Pendidikan
dasar berkelanjutan, yang terbagi menjadi:
a. Tingkat
dasar, tingkat lanjutan pertama, tingkat lanjutan atas
b. Pendidikan
lewat radio dan korespondensi
c. Studi
mandiri
Pemberantasa buta aksara,
bertujuan untuk memberantas buta huruf Thai dan bukan buta huruf latin. Orang
menggunakan huruf Thai dan bukan buta huruf lainya.
Pendidikan baca tulis fungsional, di
Thailand merupakan kelanjutan dari program kampanye pemberantasan buta aksara.
Materi baca tulis fungsional adalah materi paduan dari materi: ekonomi,
kesehatan, kewarganegaraan, keluarga berencana, perbaikan dan peningkatan diri
sendiri.
Pendidikan dasar berkelanjutan adalah
pendidikan non formal yang setara dengan sekolah dasar. Program ini diikuti
oleh mereka yang telah menyelesaikan program kampanye pemberantasan buta
aksara. Program ini tidak perlu diselesaikan dalam 6 tahun, melainkan
dimungkinkan ditempuh dalam waktu minimal satu setengah tahun. Bila warga
negara sudah siapa maka dia diperkenankan mengikuti ujian persamaan SD
Hal
ini berlaku juga untuk program pendidikan orang dewasa yang setara dengan
sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Dua duanya dapat
diselesaikan dalam waktu minimal satu setenga tahun.
wahhh panjang salut nih....
BalasHapusmudah-mudahan bisa di pahami
Hapusterima kasih, saya ijin kopas... salam dari Mahasiswa yg sedang di Thailand
BalasHapusSemangat Menempuh bangku kuliah di thailand yg mayoritas aliran theravada
BalasHapusSemangat Menempuh bangku kuliah di thailand yg mayoritas aliran theravada
BalasHapus